PENDAMPINGAN PIJAT ENDORPHINE DAN OKSITOSIN KEPADA KADER UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI PUSKESMAS KELAPA

Authors

  • Nandini Parahita Supraba Poltekkes Pangkalpinang
  • Harindra Harindra Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang
  • Gaipyana Sembiring Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang
  • Nilam Permatasari Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

Keywords:

ASI, Endorphine, Oksitosin

Abstract

ASI merupakan makanan terbaik dan sumber gizi utama bagi bayi khususnya bayi berusia 0-bulan. Beberapa hal yang menghambat pemberian ASI eksklusif diantaranya adalah produksi ASI kurang (32%), ibu bekerja (16%), ingin dianggap modern (4%), masalah pada puting susu (28%), pengaruh iklan pada susu formula (16%), pengaruh orang lain terutama keluarga (4%). Dukungan untuk pemberian ASI sangat diperlukan dari keluarga, masyarakat dan petugas kesehatan untuk menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan produksi ASI melalui metode pendidikan dan pelatihan kepada kader untuk melakukan pijat endorphine dan oksitosin kepada ibu menyusui. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kelapa kepada 35 orang kader. Kegiatan terdiri dari pemaparan materi, demonstrasi pijat endorphine dan oksitosin serta evaluasi terhadap pengetahuan kader dan produksi ASI ibu setelah dilakukan pijat endorphine dan oksitosin. Hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan kader sebesar 58,1% dan peningkatan produksi ASI sebesar 50%. Dari 35 orang ibu menyusui yang diberi tindakan pijat endorphine dan oksitosin, semua ibu tersebut meningkat produksi ASInya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pijat endorphine dan oksitosin dapat meningkatkan produksi ASI.

References

Nursalam (2015) Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Susanty M, Kartika M, H. V. dan A. S. (2012) ‘Hubungan Pola Pemberian ASI dan MP ASI dengan Gizi Buruk pada Anak 6-24 Bulan di Kelurahan Pannampu Makassar’, Jurnal Media Gizi Masyarakat Indonesia.

BPS (2016) Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) di Indonesia. Jakarta : BPS

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (2012) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian ASI Ekslusif. Jakarta : Pemerintah RI

Riskesdas (2012) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI Tahun 2012.

Neji, O.I (2015) Factors Influencing the Practice of Exclusive Breastfeeding among Mothers in Tertiary Health Facility in Calabar, Cross River State, Nigeria. American Journal of Nursing Science, 4(1);16-21

Mundagowa P.T. Chadambuka (2019) Determinants of Exclusive Breastfeeding among of infannt Aged 6 to 12 Months in Gwanda District Zimbabwe. International Breastfeeding Journal. 14 (30). DOI : 10.1186/s13006-01900225-x

Bahriyah (2017) ‘Hubungan Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi’, Riau : Jurnal Endurance.

Kuchenbecker et al (2015) ‘Exclusive Breastfeeding and Its Effect On Growth of Malawian Infants : Result From A Cross-Sectional Study’, Pediatr Int Child Health, Feb.

Bridges, N. (2016) ‘The faces of breastfeeding support: Experiences of mothers seeking breastfeeding support online’, Breastfeeding Review: Professional Publication Of The Nursing Mothers’ Association Of Australia, 24(1), 11–20.

Roesli, U. (2019) Mengenal ASI Ekslusif. Jakarta: PT. Pustaka Pengembangan Swadaya Nusantara.

Aprilia, (2011). Hipnostetri. Rileks Nyaman dan Aman saat Hamil dan Melahirkan. Jakarta : Gagas Media

Fasiha, (2020). Pijat Oksitosin Sebagai Upaya Optimalisasi Peran Kader Posyandu Dalam Peningkatan Cakupan ASI Ekslusif. Jurnal Abdimas PHB Vol 3 No 2 Juni Tahun 2020

Nurfaizah, (2020). Pengaruh Endorphine Massage Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Postpartum 2(2):93-98

Downloads

Published

2022-11-30